LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TEGANGAN PERMUKAAN I
A.
TUJUAN
1. Memahami
adanya gaya – gaya pada permukaan zat cair atau antara batas dengan bahan lain
2. Menentukan
besar tegangan permukaan zat cair
3. Menentukan
besar tegangan suatu larutan
4. Memahami
prinsip percobaan tegangan permukaan
5. Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan suatu zat cair
6. Menghitung
besar tegangan sabun pada larutan yang di uji coba
B.
TEORI
DASAR
Tegangan permukaan
adalah besar gaya yang terdapat pada permukaan zat cair tiap satuan panjang.
Selain pada zat cair, tegangan (stress) juga dimiliki oleh zat padat. Tegangan
pada zat padat jauh lebih besar daripada tegangan pada zat cair. Sesuai dengan
teori partikel, menjelaskan bahwa antar partikel baik zat cair, padat, dan gas
memiliki gaya Tarik-menarik. Pada zat padat jarak antar partikel sangat dekat
dan gaya Tarik-menariknya sangat kuat, sehingga partikel-partikel hanya dapat
bergerak ditempatnya. Hal ini akan mengakibatkan bentuk dan volum zat padat
selalu tetap. Pada zat cair, jarak antar partikelnya renggang dan gaya
tarik-menariknya tidak begitu kuat, sehingga partikel-partikelnya dapat
bergerak bebas. Tetapi gerakannya tidak meninggalkan kelompoknya. Itulah
sebabnya bentuk zat cair selalu berubah-ubah sesuai dengan tempatnya. Pada gas,
jarak antar partikelnya berjauhan dan gaya tarik-menarik antar partikelnya
sangat bebas dan tidak teratur. Itulah sebabnya bentuk dan volume gas selalu
berubah sesuai dengan bentuk wadahnya.
Dua
batang gelas AB dan CD dibuat sama panjangnya dan saling dihubungkan dengan dua
utas benang AC dan BD.seperti pada gambar 1. di bawah ini.
Jika kedua batang gelas
yang telah dihubungkan dengan benang dicelupkan ke dalam air sabun maka setelah
diangkat, terjadi selaput antara ABCD,
dimana AC dan BD tidak tegak lurus. Lihat kedudukan benang sebelum dicelupkan
yaitu A-E-C dan B-F-D ; sedangkan kedudukan setelah dicelupkan adalah A-G-C dan
D-H-B. Dengan meletakkan kertas 17 milimeter di belakang selaput secara
vertikal, maka yang terjadi adalah bagian terkecil G-H dapat diukur dan setelah
selaput dipecahkan, E-F dapat dibaca.
Misalkan tegangan tali pada G dan A
adalah Dyne. Masa benang dan selaput
dapat diabaikan CD. Berat dari sistem di
bawah garis horizontal E-F ialah mg, gaya ini ditahan oleh tegangan tali dan tegangan
selaput;
2N+2y
GH=mg (1)
Misalkan
P dan Q merupakan 2 buah titik yang berdekatan pada salah satu tali; dan
jari-jari lengkungan dari garis lengkungPQ adalah r, sedangkan sudut yang
dibentuk antara PQ dan pusat lengkungan adalah θ Iihat gambar 2.
Sudut
POQ dan PQ = rθ. Karena berat benangdapat diabaikan dan tegangan selaput sabun
selalu tega lurus benang, maka gaya normal N untuk sembarang temat pada benang
adalah tetap. Tegangan pada benang
sepanjang PQ adalah N sin θ yang sebanding dengan tegangan permukaan sabun
sepanjang PQ yang besamya 2y PQ ( aranya O ke P)
Jadi, Nsinθ =2γ PQ (2)
untuk
θ yang kecil ;
N
= 2yr (3)
Karena
N dan T konstan, maka r juga konstan, jadi AC dan BD setelah terjadi selaput
sabun membentuk lingkaran. Dengan mensubtitusikan persamaan (3) pada persarmaan
(1) dan bila jarak G-H diketahui adalah c, maka persamaan (1) dapat dituliskan:
21c + 4yr = m.g (4)
Buktikan
r
=
+
(b-c) (5)
dimana
L adalah jarak lurus AC pada saat terjadi selaput. Dengan demikian:
γ
= 
Tegangan
permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga
permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesi berlaku bahwa besar gaya
kohesinya lebih kecil daripada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesi
berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran
yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang
dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini
timbul akibat gaya Tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya
Tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi).
Tegangan
permukaan sebuah campuran zat cair bukan fungsi sederhan tegangan permukaan
komponen murni karena komposisi cairan pada campuran tidak sama dengan
komposisi badan cairnya. Ketika temperatur dinaikkan, tegangan permukaan zat
cair dalam keadaan setimbang dengan penurunan kerapatan uapnya dan menjadi nol
pada titik kritis (Reid, 1991).
Ada
beberapa cara untuk menerapkan tegangan permukaan suatu cairan. Dua cara
diantaranya adalah :
1. Metode
cincin de-Nouy
Cara
ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan antar
permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa
gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair
sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka. Gaya yang
dibutuhkan untuk melepaskan cincin dalam hal ini diberikan oleh kawat torsi
yang dinyatakan dalam dyne.
2. Metode
kenaikan kapiler
Metode
ini hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair dan tidak dapat
digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak
bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka zat
tersebut akan naik ke dalam pipa sampai gaya gesek ke atas diseimbangkan oleh
gaya gravitasi ke bawah akibat berat zat cair.
· Komponen
gaya ke atas akibat tegangan permukaan yaitu ;
· Keliling
penampang pipa = 2 pr
Sudut
kontak antar permukaan zat dengan dinding kapiler = q maka gaya ke
atas total = 2 prg cos q.
Sabun dan detergen mempunyai
efek menurunkan tegangan permukaan cairan. Hal ini dimaksudkan untuk mencuci
dan membersihkan karena tegangan permukaan air yang tinggi mencegahnya masuk
dengan mudah di antara serat-serat materi dan lekuk-lekuk yang terkecil.
Zat-zat yang berfungsi memperkecil tegangan permukaan cairan disebut surfactant
(Giancoli, 2000).
Tegangan
permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang
berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan
sebagai gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di
permukaan fluida.
Tegangan
permukaan Y di dalam selaput didefinisikan sebagai perbandingan gaya permukaan
terhadap panjang permukaan (tegak lurus pada gaya) yang dipengaruhi oleh gaya
itu.
Tegangan permukaan suatu zat cair yang
bersentuhan dengan uapnya sendiri atau udara ternyata hanya bergantung pada
sifat zat cair itu dan suhunya. Hanya untuk air (pada tabel dibawah ini)
menunjukkan bahwa umumnya tegangan permukaan berkurang jika suhunya naik.
Pengukuran pada tegangan suatu lapisan minyak yang tipis sekali diatas
permukaan. Air menunjukkan bahwa dalam hal ini tegangan permukaan suatu lapisan
minyak yang tipis sekali diatas permukaan menunjukkan bahwa dalam hal ini,
tegangan permukaan bergantung baik pada luas selaput minyak itu ataupun pada
suhu.
Harga
tegangan permukaan
Nama Zat Cair
|
1°C
|
N/m
|
Air
Air
Air
Air
Air sabun
Benzena
Etil Alkohol
Giserin
Helium
Karbon
Tetraklorida
Minyak Zaitun
Neon
Oksigen
Raksa
|
0
20
60
100
20
20
20
20
-269
20
20
-247
-193
20
|
0,076
0,072
0,059
0,025
0,029
0,023
0,016
|
C.
ALAT
DAN BAHAN
1. Dua
buah batang gelas yang sama panjangnya
2. Benang
3. Air
sabun
4. Kertas
millimeter
D.
CARA
KERJA
1.
Timbanglah berat batang gelas kaca
tersebut beberapa kali dan catatlah hasilnya
2.
Hubungkan 2 batang gelas yang sama
panjangnya dengan dua utas benang seperti gambar 1., dengan panjang benang 4
kali jarak ikatan pada batang kaca.
3. Ukurlah
jarak antara kedua benang dengan bantuan kertas milimeter.
4. Celupkan
kedua batang gelas kaca yang telah dlhubungkan dengan benang pada air sabun,
lalu angkatlah batang kaca tersebut dengan memegang salah satu batang kaca
tersebut dan dekatkantah pada kertas milimeter yang tersedia. Aturlah agar jarak antara kedua lengan serta
jarak antara kedua batang kaca yang terjadi dapat diukur dengan teliti.Catatlah
hasil pengukuran saudara.
5. Lakukan
langkah ke (2) dan (4) dengan mengganti panjang benang (lebih panjang dari
percobaan sebelunmya)
6. Penggantian
panjang benang sebanyak 3 kali perubahan.
7. Gantilah
air sabun yang telah dipergunakan dengan air sabum baru. (Air sabun dingin
& air sabun hangat ). Kemudian ulangi langkah ke (2) dan ke (4)
8. Lakukan
pengamatan sebanyak 10 kali untuk masing-masing kondisi. Jangan lupa mencatat
temperatur liap kali (sebelum dan sesudah percobaan)
E. PERTANYAAN AWAL
1. Buktikan
persamaan (5) dan (6)!
2. Jelaskan
perbedaan mekanisme pertambahan luas permukaan antar selaput sabun yang
direnggangkan dengan karet yang ditarik.
3. Jelaskan
mengapa silet atau jarum dapat terapung di atas permukaan air
4. Jika
anda mempunyal suatu pipa pegas yang lubangnya sangat kecil dan ujungnya anda
masukkan ke dalarn air maka air akan naik ke dalarn pipa. Jelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi.
JAWAB
:
1. Persamaan
5 : r =
+ ¼ (b-c)
Persamaan 6 : γ = 
2N+2j . GH = mg r2 = (
L)2 + (r-
) (b-c)
N sin Ө = 2j PQ . Ө 15° r2 = ¼ L2 + r2 2r.
(b-c)+ ¼ (b-c)2
N = 2jr
Jika GH = c r
(b-c) = ¼ L2 + ¼ (b-c)2
2N+2j GH = mg r =

2 (2jr)+2jc = mg r =
+
(b-c)
4jr+2jc = mg Terbukti
!!
2j (2r+c) = mg
J = 
Terbukti
!!
2. Mekanisme
pertambahan luas permukaan karet yang ditarik merata sedangkan pertambahan luas
permukaan antar selaput sabun yang direnggangkan tidak merata. Ketidakmerataan
tersebut dapat terlihat dari warna pelangi yang terbentuk pada gelembung sabun
3. Dalam
hal ini perbedaan massa jenis antara air dannkedua benda tersebut adalah
penyebabnya. Karena massa jenis silet atau jarum tersebut lebih besar daripada
air sehingga menyebabkan benda tersebut terapung. Selain itu, factor lainnya
adalah karena adanya kohesi pada molekul-molekul fluida. Setiap benda yang
dicelupkan ke fluida maka akan memberikan gaya kebawah. Hal tersebut menyebabkan
molekul bagian bawah fluida memberikan gaya pemulih yang arahnya berlawanan
dengan gaya dari benda tersebut. Gaya pemulih itulah yang menyebabkan jarum
atau silet tetap berada diatas permukaan air tanpa tenggelam
4. Tegangan
permukaan pada airlah yang menyebabkan air akan naik ke pipa. Hal tersebut
membuat zat cair mempunyai sudut kontak c90 akan naik keatas pipa lebih tinggi daripada permukaan zat cair.
Semakin kecil pipa maka semakin tinggi zat cair naik ke pipa
F.
TABEL
PENGAMATAN
» Massa batang kaca
» Panjang benang
No
|
L1 (cm)
|
L2 (cm)
|
L3 (cm)
|
|
|
|
|
G.
PERHITUNGAN
Ø Massa Batang
No
|
Massa
(gr)
|
Massa
(kg)
|
Massa (kg)2
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
40,8
40,2
40,7
40,9
40,3
|
0,0408
0,0402
0,0407
0,0409
0,0403
|
0,00166464
0,00161604
0,00165649
0,00167281
0,00162409
|
∑
|
202,9
|
0,2029
|
0,00823407
|
=
= 0,005426989%
=

= 0,0002202272
Ø Jarak benang 0,03 m dan panjang benang
0,06 m
Percobaan
|
c
|
c2
|
r
|
r2
|
1
|
0,01
|
0,0001
|
0,01
|
0,0001
|
2
|
0,015
|
0,000225
|
0,01
|
0,0001
|
3
|
0,01
|
0,0001
|
0,015
|
0,000225
|
4
|
0,012
|
0,000144
|
0,015
|
0,000225
|
5
|
0,015
|
0,000225
|
0,014
|
0,000196
|
∑
|
0,062
|
0,000824
|
0,064
|
0,000906
|
C1
=
= 0,0124
= 0,0669889
= 0,0008306624
= 0,16275516
= 0,002083266
Ø Jarak benang 0,035 m dan panjang benang
0,007 m
Percobaan
|
c
|
c2
|
r
|
r2
|
1
|
0,01
|
0,0001
|
0,02
|
0,0004
|
2
|
0,009
|
0,00081
|
0,022
|
0,000484
|
3
|
0,01
|
0,0001
|
0,019
|
0,000361
|
4
|
0,009
|
0,00081
|
0,015
|
0,000225
|
5
|
0,01
|
0,0001
|
0,011
|
0,000121
|
∑
|
0,048
|
0,00192
|
0,087
|
0,001591
|
C2 =
= 0,0096 KSR
=
x 100%
∆C2 =
= 0,64549729 %
∆C2 =
(C2 ± ∆C2) =
(0,0096±0,00006196)m
∆C2 =

=

=
x 0,03098387 = 0,006196774
R2 =
= 0,0174 KSR
=
x 100%
∆r2 =
= 1,12913103%
∆r2 =

∆r2 =

∆r2 =
= 0,01964688
Ø Jarak benang 0,045 m dan panjang benang
0,09 m
Percobaan
|
c
|
r2
|
r
|
r2
|
1
|
0,006
|
0,000036
|
0,02
|
0,0004
|
2
|
0,005
|
0,000025
|
0,021
|
0,000441
|
3
|
0,006
|
0,000036
|
0,02
|
0,0004
|
4
|
0,005
|
0,000025
|
0,021
|
0,000441
|
5
|
0,004
|
0,000016
|
0,022
|
0,000484
|
∑
|
0,026
|
0,000138
|
0,104
|
0,002166
|
∆C3 = 
=
= 0,0001346154%
=

=
x 0,00035 = 0,000007
(C3 ± ∆C3) = (0,052
± 0,000134)
R3 =
KSR =
x 100%
∆R3 =
0,0006730769%
=
(r3 ± ∆r3) =
(0,0208
0,000035)
=
= 0,00035
suhu → 
⁰
C + 273⁰K = 302⁰K
nst
= 
= 0,1655629% (4 AP)
H.
PERTANYAAN
AKHIR
1. Hitunglah
berapa besar tegangan permukaan larutan sabun yang anda gunakan untuk
masing-masing larutan yang dicobakan.
2. Buktikan
bahwa tegangan permukaan γ = F/2l dan jelaskan arti fisis dari perumusan
tersebut
3. Sampai
dimana berat benang dapat diabaikan terhadap batang gelas.
4. Apakah
dimensi dari γ Apakah γ tergantung pada tekanan dan temperatur? Jelaskan
jawaban anda.
Jawab:
1. Formula:
, dengan massa rata- rata dari 5 kali
pengukuran sebesar 40 maka besar tegangan permukaan adalah sebagai berikut:
a.
; Jarak benang = 3 cm =
3x10-2: Panjang benang = 6 cm = 6x10-2 m
= 6.875
N/m
= 0.0981050456
a.
; Jarak benang = 3,5 cm
= 3,5x10-2: Panjang benang = 7 cm = 7x10-2 m
= 4.625
N/m
= 0.0416459764
b.
; Jarak benang = 4,5 cm
= 4,5x10-2: Panjang benang = 9 cm = 9x10-2 m
= 3.3470394737
N/m
= 0.0262398147
2. Arti
fisis dari rumus tegangan permukaaan:tegangan permukaan adalah suatu cairan
yang berhubungan dengan garisgaya teganng yang dimiliki permukaan cairan
tersebut.
Seutas
kawat dibengkokkan membentuk huruf U. Pada kaki-kai kawat tersebut di pasang
seutas kawat sedemikian rupa sehingga dapat bergeser.
Ketika kedua kawat ini dicelupkan ke dalam larutan sabun
dan di angkat kembali, maka kawat kedua akan tertari ke atas (kawat harus
ringan). Agar kawat kedua tidak bergerak ke atas, kita harus menahannya dengan
gaya ke arah bawah.
Jika panjang kawat kedua l dan
larutan sabun yang menyentuhnya memiliki dua permukaan, maka tegangan permukaan
sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan (γ) dalam hal ini didefinisikan
sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaaan (F) dan panjang permukaan (2l)
tempat gaya tersebut bekerja. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
γ = 
Pada umumnya nilai tegangan permukaan zat cair berkurang
dengan adanya kenaikan suhu.
3. Berat
benang dapat terabaikan pada saat titik tumpunya yang terdapat
didaerah 2 kawat yang sama panjang.
4. Berdasarkan
satuan dari
yaitu N/m maka dimensi dari
adalah sebagai berikut:
Iya tegangan permukaan
(
) tegantung pada
tekanan dan suhu. Tegangan permukaan akan menurun apabila suhunya dinaikkan.
Hal tersebut tejadi karena meningkatnya energi kinetik molekul. Kemudian untuk
tekanan mempengaruhi ketika proses pembuatan gelembung. Ketika pembuatan
gelembung selaput air sabun berkontraksi dan berusaha memperkecil luas
permukaannya, kemudian timbul perbedaan tekanan udara di bagian luar selaput
dan tekanan bagian dalam selaput. Akibat perbedaan tekanan udara inilah muncul
gaya kohesi. Dari gaya kohesi inilah terjadi tegangan permukaan.
I.
ANALISA
DATA
Percobaan
ini dilakukan untuk memahami dan mengamati adanya gaya-gaya pada permukaan zat
cair atau antara batas dengan bahan lain serta menentukan besar tegangan
permukaan zat cair.
Zat cair yang digunakan
dalam hal ini adalah campuran detergen dan air. Percobaan ini tidak mengubah
konsentrasi melainkan mengubah jarak ikatan dan panjang benang.
Sebelum
melakukan percobaan ini, terlebih dahulu kami menimbang massa beban batang
dengan neraca dengan 5 kali pengukuran dan diperoleh ∆m sebesar 0,2202272 x
kg dan KSR nya sebesar 0,005426989% yaitu
sebanyak 8 angka penting.
Untuk
panjang benang dan jaraknya dilakukan 3 kali perlakuan, dengan masing-masing
perlakuan dibuat 5 kali percobaan. Pada perlakuan pertama dengan panjang benang
6 cm dan jarak 3 cm dilakukan 5 kali pengukuran jarak selaput sabun dan
jari-jari selaput sabun, diperoleh data dengan rata-rata jarak antar selaputnya
adalah 0,0124 cm dengan KSR nya 0,0669% yaitu berupa 4 angka penting. Dan rata-rata
jari-jarinya yaitu 0,0128 cm dengan nilai KSR 0,1627 yaitu berupa 5 angka
penting.
Pada
perlakuan kedua, yaitu dengan panjang benang 7 cm dan jarak 3,5 cm diperlakukan
sam 5 kali pengukuran jarak selaput dan jari-jari selaputnya. Diperoleh
rata-rata jarak selaputnya adalah 0,0096 cm dengan KSR sebesar 0,645 yaitu 3
angka penting, dan rata-rata jari-jari selaputnya
adalah 0,0174 cm dan KSR nya adalah 0,00067 yaitu 3 angka penting.
Pada
perlakuan ketiga, yaitu dengan panjang 9 cm dan jarak 4,5 cm diperoleh rata-rata
jarak selaputnya yaitu 0,052 cm dengan KSR 0,0001 yaitu berupa 4 angka penting,
dan rata-rata jari-jari selaputnya yaitu 0,0208 cm yaitu sebanyak 5 angka
penting.
Pada
variabel panjang benang, dapat disimpulkan bahwa panjang benang sebanding
dengan besarnya tegangan permukaan. Jadi, semakin panjang benang yang digunakan
makan semakin besar pula tegangan permukaannya.
Dari perhitungaan yang kami hitung, dapat diketahui
bahwa menurunnya nilai tegangan permukaan suatu zat cair dapat dilihat dari
besar luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung sabun akibat
pergeseran panjang benang. Semakin besar luas permukaan yang terbentuk oleh zat
cair maka semakin kecil nilai tegangan permukaan.
Tegangan
permukaan cairan turun bila suhu naik, karena dengan bertambahnya suhu molekul-
molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh interaksi antara molekul berkurang sehingga
tegangan permukaannya menurun.
Gelembung sabun atau air berbentuk bulat karena
dipengaruhi oleh adanya tegangan permukaan. Gelembung sabun memiliki dua
selaput tipis pada permukaannya dan diantara kedua selaput tipis tersebut
terdapat lapisan air tipis. Adanya tegangan permukaan menyebabkan selaput
berkontraksi dan cenderung memperkecil luas permukaannya.
Ketika selaput air sabun berkontraksi dan berusaha
memperkecil luas permukaannya, timbul perbedaan tekanan udara di bagian luar
selaput (tekanan atmosfir) dan tekanan udara di bagian dalam selaput. Tekanan
udara yang berada di luar selaput (tekanan atmosfir) turut mendorong selaput
air sabun ketika ia melakukan kontraksi, karena tekanan udara di bagian dalam
selaput lebih kecil. Setelah selaput berkontraksi, maka udara di dalamnya
(udara yang terperangkap di antara dua selaput) ikut tertekan, sehingga
menaikkan tekanan udara di dalam selaput sampai tidak terjadi kontraksi lagi.
Dengan kata lain, ketika tidak terjadi kontraksi lagi, besarnya tekanan udara
di antara dua selaput sama dengan jumlah tekanan atmosfir dengan gaya tegangan
permukaan yang mengerutkan selaput.
Pada tetes air hanya memiliki satu
selaput tipis, yakni pada bagian luar tetes air. Bagian dalamnya penuh dengan
air. Akibat adanya gaya kohesi, maka timbul tegangan permukaan. Bagian tetes
air ditarik ke dalam, akibatnya air berkontraksi dan cenderung memperkecil luas
permukaannya. Tekanan atmosfir yang berada di luar turut membantu menekan tetes
air. Kontraksi akan terhenti ketika tekanan pada bagian dalam air sama dengan
jumlah tekanan atmosfir dengan gaya tegangan permukaan yang mengerutkan selaput
air.
J.
KESIMPULAN
a. Besarnya
permukaan sebanding dengan gaya permukaan dan berbanding terbalik dengan
konsentrasi larutan dan panjang permukaan.
b. Konsentrasi
air sabun memengaruhi terbentuknya selaput atau tidak, karena semakin besar
konsentrasi air sabun maka selaput yang dihasilkan akan mudah pecah sehingga
sulit untuk mengukur jarak lengkungan yang tercipta.
c. Berat
benang dapat diabaikan jika tegangan permukaan pada selaput sabun selalu tegak
lurus terhadap unsur-unsur benang.
d. Tegangan
permukaan dipengaruhi oleh konsentrasi, suhu, dan panjang tali.
e. Gaya-gaya
pada benang yaitu gaya normal dan juga gaya tegangan tali pada benang dapat
diabaikan karena bernilai konstan.
f. Tegangan
permukaan dapat membuat sebatang jarum tidak tenggelam jika diletakkan di atas
permukaan air. Hal ini terjadi karena jarum akan membuat lengkungan kecil pada
permukaan air itu, yang menyebabkan
jarum tidak akan tenggelam walaupun rapat massanya sepuluh kali rapat
massa air.
K.
SARAN
Pada saat melakukan
percobaan, dibutuhkan ketelitian dalam:
1. Mengikatkan
benang pada batang kaca, karena air sabun yang licin dapat meyulitkan dalam
mengikat benang, dan jika tidak dilakukan dengan hati-hati, maka panjang benang
yang diikat tak akan sesuai denganpanjang benang yang diharapkan.
2. Menyeimbangkan
batang kaca dengan benang (ukuran batang yang berbeda) sehingga perlu dilakukan
beberapa kali.
3. Meningkatkan
ketelitian dalam membaca kertas milimeter block.
L.
DAFTAR
PUSTAKA
§ Giancoli,
Douglas C. 2001. Fisika jilid 1. Erlangga: Jakarta.
§ Atkins, P.
W. 1994. Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1. Erlangga: Jakarta
§ Kanginan, Marthen. Physics for Senior High School 2nd Semester
Grade XI. 2010. Jakarta: Erlangga
§ Bird, T. 1993. Kimia Fisika Untuk
Universitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
§ Giancoli, D. C. 1997. Fisika Edisi
Keempat. Jakarta: Erlangga
§ http://www.kajianpustaka.com/2012/11/tegangan-permukaan.html