Sabtu, 17 Desember 2016

adab perizinan

Sabtu, 17 Desember 2016

PENTINGNYA ADAB PERIZINAN

perintah dan larangan rasulullah saw.
tentang adab atau etika dan tata cara meminta izin

Assalmualaikum wr wb
            rasulullah saw. mengajarkan para sahabatnya bagaimana tata cara meminta izin,  yaitu jika salah seorang dari mereka menziarahi saudaranya  seyogyanya terlebih dahulu dia menyampaikan salam penghormatan dan menyebutkan namanya (ketika sedang mengetuk pintu), serta tidak berdiri di depan pintu karena bisa melihat hal-hal yang terdapat di dalam rumah yang tidak pantas untuk di lihat,  akan tetapi berdiri di depan pintu dengan memiringkan badan ke kanan atau ke kiri.

            ika rasulullah saw. melihat seseorang melanggar hal tersebut maka beliau saw. menasihatinya bahkan terkadaang beliau saw. menegurnya dengan teguran yang keras bahkan terkadang beliau saw. memukulnya jika ia memang pantas untuk mendapatkan hukuman tersebut, akan tetapi jika ia tidak berhak mendapatkan hukuman tersebut maka beliau saw. hanya cukup dengan menasihatinya dengan menjelaskan kesalahannya dan memberitahukan yang benar sebagaimana dalam tahiyat  (penghormatan).

            dari jabir bin abdullah radiyallahu ‘anhu  berkata: “ aku mendatangi rasulullah saw. untuk permasalah hutang ayahku, maka aku mengetuk pintu, maka rasulullah saw. bertanya: siapa itu? aku menjawab: saya, maka beliaupun saw. berkata: saya, saya! seolah-olah beliau  tidak menyukai jawaban tersebut “.  (hr. bukhari dan muslim). dan lafaznya terdapat di shahih bukhari, sementara lafadz yang terdapat di shahih muslim ialah: “ maka beliau saw. keluar dan mengatakan: saya, saya!”.

ibn hajar rahimahullah memberikan komentar terhadap hadits ini, beliau mengatakan: “ibn jauzi mengatakan: sesungguhnya sebab rasulullah saw. membenci perkataan : saya, karena perkataan ini di dalamnya seolah-olah terdapat suatu sifat kesombongan, seolah-olah orang yang mengatakannya ingin berkata: sayalah orang yang tidak perlu saya sebut nama saya dan nasabku.

imam nawawi rahimahullah mengatakan: “dengan dia hanya mengatakan ‘saya’ maka hal tersebut tidak akan mendatangkan faidah, tidak ada tambahan akan tetapi masih tetap samar, akan tetapi dia harus menyebutkan namanya, dan jika ia mengatakan: ‘saya adalah si fulan’ maka hal tersebut tidak mengapa, sebagaimana yang di katakan oleh ummu hani “.

dan dari abi jara jabir bin salim radiyallahu ‘anhu beliau berkata: ‘ aku melihat seseorang yang orang-orang menjadikan pandangannya sebagai rujukan, dia tidak mengatakan sesuatu kecuali mereka mengambil darinya, aku bertanya: siapa ini? mereka menjawab: beliau adalah rasulullah saw. maka aku mengatakan: ‘alaika ssalam ya rasulullah’  (atasmu salam wahai rasulullah) dua kali, maka beliau saw. mengatakan: jangan kamu mengatakan ‘alaika’  karena perkataan ‘alaika ssalam’ adalah penghormatan terhadap mayat, katakanlah: assalaamu ‘alaika  (kesalamatan bagimu). (hr. abu daud, dan di shahihkan oleh syekh al baani: 4084)

#PKMRBIOLOGI2016_DESSYPUTRIANASARI_KELOMPOK 1 (MERAH)
Totalitaskan diri, Tingkatkan potensi, tuk bersinergi #TotalitasBersinergi


adab perizinan

Sabtu, 17 Desember 2016


PENTINGNYA ADAB PERIZINAN

Assalamualaikum

Dalam kegiatan sehari-hari, kita sering melakukan perizinan untuk tidak menghadiri suatu acara, perizinan menggunakan tempat, perizinan untuk berbicara, dll. Perizinan ini tentulah dilakukan secara 2 arah, oleh pemohon perizinan dan pemberi perizinan. Akan tetapi, dalam perjalanannya, perijinan hanya dilakukan satu arah. Pihak dari pemohon perizinan menganggap bahwa hanya dengan berkata "saya izin" maka orang tersebut sudah diizinkan untuk melakukan suatu kegiatan. Padahal, perizinan yang dilakukan hanya satu arah dan tidak didapatkan kesepakatan bersama.

Sering kita dapati, seseorang memohon ijin hanya dengan berkata "saya ijin karena...". Ya, hanya memberikan pernyataan izin beserta alasan. Padahal, izin itu sendiri diperlukan kesepakatan bersama, apakah pihak pemberi izin memberikan izin apa tidak. Terutama ketika melakukan izin untuk tidak menghadiri suatu kegiataan. Seseorang dengan mudahnya izin tidak mengikuti kegiatan hanya dengan berkata seperti contoh diatas, bahkan tidak jarang didapati seseorang menganggap tidak perlu untuk melakukan suatu izin. Tentu ini adalah hal yang keliru. Manusia dianggap sudah beradab, namun dalam kehidupannya, dari hal paling kecil, sekecil perizinan, manusia tidak mampu beradab.

Beradab mengenai perizinan ini tentu penting. Ketika kita dihadapkan oleh suatu hal di tempat yang penuh dengan tanggung jawab, kita tidak dapat semudah itu menganggap semua hal sudah selesai ketika kita berkata "saya izin". Wajarnya, ketika kita ingin melakukan perizinan, kita berkata memohon izin berserta alasan yang jelas, dan jangan lupa menyertakan pertanyaan apakah kita diizinkan untuk melakukan hal yang dituju apa tidak. Misalnya ketika kita ingin izin untuk tidak menghadiri suatu kegiatan, kita dapat melakukan perizinan dengan "Saya (nama), ingin memohon izin tidak dapat hadir hari ini dikarenakan (alasan). Apakah saya diizinkan?". Jika kita telah melakukan hal itu, tentu kita akan mendapatkan jawaban apakah kita diizinkan atau tidak. Hal inilah yang disebut dengan perizinan 2 arah, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Pentingnya beradab mengenai perizinan berarti pentingnya bersikap sopan mengenai perizinan. Jika kita berperilaku sopan dan menghargai orang lain, tentulah hal tersebut yang akan kita dapatkan pula dari orang lain. Sama seperti kita menendang bola kearah tembok, ketika terpantul kearah kita dan mengenai kita, maka kita akan merasakan gaya sejumlah yang diterima oleh tembok tersebut. Apa yang kamu tabur, itu yang kamu tuai!


#PKMRBIOLOGI2016_DESSYPUTRIANASARI_KELOMPOK 1 (MERAH)
Totalitaskan diri, Tingkatkan potensi, tuk bersinergi



adab perizinan

Sabtu, 17 Desember 2016 PENTINGNYA ADAB PERIZINAN perintah dan larangan rasulullah saw. tentang adab atau etika dan tata cara meminta...